04 April, 2009

"Patah Hati" Bisa Disembuhkan

WASHINGTON — Para ilmuwan menemukan bahwa, sangat mungkin, patah hati disembuhkan. Para peneliti Amerika Serikat mempelajari 70 pasien yang menderita "sindroma patah hati", penyakit yang terkait dengan stres atau peristiwa emosional.Semua pasien berhasil sembuh, sebagian besar setelah diberi aspirin atau obat penyakit jantung, meski 20 persen dianggap sakit parah.

Penelitian jurnal kardiologi Amerika menunjukkan, kondisi ini kemungkinan disebabkan oleh peningkatan hormon stres. Sindroma patah hati, yang secara medis disebut Takotsubo cardiomyopathy, pertama kali didefinisikan oleh peneliti Jepang di awal tahun 1990-an.

Meski gejala-gejalanya mirip dengan serangan jantung seperti sakit di dada dan napas tersengal, sindroma patah hati tampaknya hanya sementara dan bisa segera disembuhkan, jika diobati dengan cepat. Para pasien yang diteliti oleh para peneliti dua rumah sakit di Providence, Rhode Island, didiagnosa dengan sindroma patah hati antara Juli 2004 dan April 2008.

Libur musim semi

Sekitar 67 persen pasien itu mengalami tekanan secara fisik atau emosional, seperti berita buruk mengenai anggota keluarga, pertengkaran di rumah tangga, penyakit fisik yang parah atau kecelakaan kendaraan sebelum gejala-gejala itu muncul.

Enam pasien mendapat perawatan kejutan listrik untuk menghidupkan kembali jantung dan tiga pasien memiliki detak jantung tak normal yang memerlukan perawatan darurat. Dua pertiga pasien—hampir semuanya wanita yang telah menopause—mengalami tekanan secara fisik atau peristiwa emosional sebelum datang ke rumah sakit dengan gejala seperti terkena serangan jantung.

Secara keseluruhan, mayoritas pasien mendapat pengobatan aspirin atau obat penyakit jantung seperti beta blockers dan statins saat di rumah sakit. Meski seperlima dalam keadaan sakit parah dan memerlukan perawatan darurat agar jiwa mereka bisa diselamatkan, seluruh pasien tetap hidup dalam 48 jam pertama dan kemudian sembuh total.

Para peneliti ini juga menemukan bahwa, tidak seperti serangan jantung yang cenderung terjadi di musim dingin, sindroma patah hati cenderung terjadi di musim semi dan musim panas.

Jarang fatal


dr Richard Regnante dari rumah sakit Miriam, ketua penelitian ini, mengatakan, pola musiman ini bisa membantu untuk bisa mengerti penyakit ini. "Sebagian pihak memandang hal itu merupakan satu bentuk serangan jantung yang berhenti dengan sendirinya sehigga tidak merusak otot jantung secara permanen. Pihak lain mengatakan, sindroma ini tidak ada hubungan dengan arteri jantung dan hanya merupakan masalah dengan otot jantung," kata Regnante.

"Karena pola musiman sindroma patah hati yang kami pelajari berbeda dengan pasien serangan jantung, penelitian ini mengisyaratkan, meski bukan merupakan pembuktian bahwa teori yang belakangan yang mungkin benar," tambahnya.

Sumber BBC

No comments:

Post a Comment